Kau dan Langit Malam


Ahhh senangnya bisa kembali ke secarik kertas ini. kertas digital yang belakangan menjadi sebuah cawan yang tepat untuk semua ide, cerita, keluh kesah, rasa hati atau sekedar menulis apa yang sebenernya menjadi keinginan bersama pikiran, hati, dan alam sadar kita.
Malam ini aku terbaring seperti malam sebelumnya, memandangi langit yang gelap, sendiri hanya ditemani seorang sepi, ya belakangan dia menjadi teman yang tepat untuk suasana seperti ini.
Perasaan nyaman merangsak masuk ketika mata ini memergoki sang rembulan, ya diluar sana sang rembulan seperti sedang memamerkan keanggunanya, mengundang semua bintang untuk menyempurnakan pemandangan langit malam ini.
Sebuah karya Tuhan yang belakangan aku rasa memang Tuhan ciptakan untuk kita yang suasana hatinya sedang kalut malut ini.
Sebenarnya, suasana seperti ini serasa menggelitik hati ini, dalam benaku, semesta seperti sedang menyindirku, meledek ku. Dia menyindir dengan segala keindahan, dan keluar biasaanya.
Suasana langit malam itu terasa sangat dekat, sepotong bulan, hamparan bintang dan bentangan langit malam ini serasa begitu aku kenal, ya semua kombinasi ini lebih mirip seperti...kamu
Kombinasi ketiga hal ini rasanya memang seperti mu nona, kau memang seperti suasana langit malam, keanggunanmu begitu mempesona hati dan pikiran ini.
Sama seperti langit malam, semuanya serasa begitu dekat diujung mata, tapi entah kenapa tangan ini tetap tak bisa merangkulmu, bahkan hanya untuk menggapaimu mu pun rasanya sulit, ya sama seperti langit malam.

Komentar