Abstraksi Pecandu Bulan



Pict: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgx-FSSh8Jgma3szeB_YOTdUb7GEQaSM2mogPgIqMi1sFWKQZp5hzd5Zct15qB5UcUyUSvbiraEtd5o-FGJbdTv2WiaZs0iKkkrFURpNEOpIsMY2IlS97-sYvvWHz6MtHuMv_Eyn_NAsLI/s1600/Gerhana+bulan.jpg

Usang, mungkin tepat menganalogikanya seperti itu
Lenguhan hati begitu nyaring hingga mengusik semesta
Fikiran kacau, perasaan meracau
Andil gravitisi pun tak dibutuhkan untuk jatuhnya perasaan ini
Hanya sedikit canda dan segurat senyum

Wejangan terbaru semesta
Indah, indah untuk semesta sendiri ini
Darah mendesir
Yurisdiksi semesta kepada sang bulan
Akhir dari musim lily yang sangat panjang

Gaduh hati berisik mengusik semesta
Rengek sang pecinta malam
Awali candu akan senyum bulan
Hirau akan jengkel semua luhur
Acuhkan rekan seperjuangan
Nada bulan berpadu hujan
Aku pecinta malam, penikmat gelap, dan pecandu bulan.

Komentar